Hello everyone 👋
Pertama-tama, biarkan aku memperkenalkan diriku terlebih dahulu, namaku Nur Intan, kalian bisa memanggilku Intan. Sekarang, aku bersekolah di MTs Negeri 1 Polewali Mandar. Sebelumnya, aku sempat menempuh pendidikan di MTsS Darul Mahfudz Lekopadis selama kurang lebih 1 tahun, sebelum akhirnya pindah ke MTs Negeri 1 Polewali Mandar, hingga kini aku sudah berada pada bangku kelas 9. I am in class IX E with an amazing homeroom teacher and fun classmates.
Secara tertulis aku merupakan anak ke-2, namun sayang usia kakak perempuanku hanya beberapa bulan saja, sehingga aku tumbuh besar sebagai seorang kakak tertua untuk kedua adik perempuanku yang bertahan. Ya, bertahan karena sayangnya kami juga harus kehilangan satu-satunya saudara laki-laki muda kami yang belum sempat dilahirkan karena ibuku yang mengalami keguguran. Bayi laki-laki itu merupakan anak keempat ibu dan ayah dari total kelima anaknya.Aku cukup suka menulis, walau beberapa bulan terakhir aku sudah sangat jarang menulis diluar dari catatan dan tugas sekolah. Saat aku kelas 7 aku benar-benar sering menulis, bahkan buku-bukuku banyak yang habis hanya untuk menulis sebuah rangkaian cerita fiksi. Namun, itu menyenangkan dan menenangkan karena kita dapat dengan leluasa membuat dunia kita sendiri, menghapusnya saat yang kita tulis itu hal yang salah, bagaikan dosa yang tak jadi tertulis pada catatan amal karena kita dapat mengulang waktu dan memperbaiki perbuatan kita. Lingkungan pertemananku kala itu juga sangat mendukung, karena tidak hanya aku yang menulis. Mungkin juga karena itu pondok pesantren dan tak ada handphone, sehingga waktu luang kadang aku bingung harus apa? mencuci pakaian juga tidak mungkin, karena pakaianku dikirim ke rumah dan dibawa kembali ke pondok setelah pakaian-pakaian itu wangi dan bersih. Hal itu dilakukan orang tuaku karena dokter mataku yang melarangku untuk beraktivitas berat, bahkan saat itu aku juga sudah tidak ikut saat pembelajaran PJOK, sungguh saat pembelajaran PJOK masuk, aku begitu ingin ikut, ikut berlari saat pemanasan, dan mencoba beberapa olahraga yang belum pernah kucoba. Saat itu aku hanya mencoba menerima kenyataan bahwa kesehatanku sudah tidak sebaik kesehatanku saat aku berada di sekolah dasar. Bahkan saat itu aku juga sudah terkena penyakit Maag, dan Asam Lambung.
Lingkungan pertemananku sejak kecil tidak begitu banyak, karena aku tinggal di lingkungan yang sama dengan beberapa sepupuku dan rumah kami bertetangga sehingga ketika aku bermain hanya dengan mereka-mereka saja, mungkin karena aku juga yang begitu malu untuk bergabung dengan anak tetangga lainnya (saat itu juga komplek lingkungan rumahku tidak begitu ramai, hanya beberapa rumah saja dan saat rumahku dibangun hanya ada dua, hingga tiga buah bangunan rumah disekitarnya). Beberapa kali mungkin, namun itu terjadi saat aku sudah bersekolah, saat TK aku sempat akrab dengan anak laki-laki yang seingatku sedikit muda dariku, aku paling ingat dia dengan badan yang sedikit gembul, dengan mainan robotnya, mungkin semacam Transformers atau sebagainya. Namun, keakraban itu tidak bertahan lama, karena dia yang pindah dan aku juga tidak TK di Majene (aku baru bersekolah di Majene saat menempuh pendidikan sekolah dasar). Sehingga kadang aku dirumah saat ayahku cuti dan mungkin beberapa kali saat libur akhir pekan (astaga, aku melupakan beberapa momen ditahun itu). Aku tinggal dengan kakak perempuan satu-satunya yang dimiliki ibuku yang kebetulan saja hingga kini beliau belum dikaruniai keturunan, rumahnya berada di desa kelahiran ayah dan ibuku, desa Babarura. Aku menghabiskan banyak waktuku disana, lagi-lagi lingkup teman bermainku hanya sepupuku saja kala itu, atau mungkin beberapa keluarga jauh yang kini sudah tak kukenali saat mereka menyapa aku hanya tersenyum dengan sejuta pertanyaan di kepalaku, siapa dia? Kalau tidak bermain dengan mereka mungkin aku ada di belakang rumah; disekitar kandang kambing, hahaha. Aku suka bermain disekitar situ karena pekarangan rumah yang luas, tidak hanya kambing, ada ayam dan itik juga. Tapi, aku sedikit takut dengan ayam dan itik apalagi saat aku membawa makanan, rasanya aku mau terbang hingga ke dalam rumah saja, atau berlindung dibelakang tante ataupun omku. Tapi, saat aku sendiri dan banyak ayam yang berkeliaran, aku akan berlari tanpa membuat suara yang bisa mengundang perhatian ayam-ayam itu.
Dulu, aku juga sering dibawa ke pasar malam bersama dengan sepupu-sepupuku. Namun, sekarang sudah jarang, bukan karena aku yang tidak diajak, tapi aku yang sudah malas dengan banyaknya kerumunan orang dan suara-suara yang berisik dari suara orang-orang yang ramai hingga lagu yang dihasilkan oleh pengeras suara disekitarnya. Tidak hanya ajakan ke pasar malam, aku juga sudah malas berkegiatan diluar rumah diluar dari kepentingan ataupun hal-hal yang mungkin menguntungkanku. Seperti kumpul di tempat makan yang baru saja buka, atau sekedar mengantri crepes yang viral. Lebih baik aku mencobanya dirumah saja, toh sekarang juga sudah ada kurir. Tapi, mungkin setiap orang berbeda-beda mengenai hal itu, ada yang pergi karena penasaran dengan rasanya (rasa makanan itu sendiri, ataupun terkadang juga rasanya memesan makanan di tempat yang memiliki ciri khasnya tersendiri yang mungkin selama ini hanya dapat dilihat dilayar handphone saja). Sembari mengambil beberapa gambar untuk mengabadikan momen kemudian diupload di sosial media milik mereka untuk berbagi pengalaman dan pendapat dengan orang lain.
Kita juga harus belajar menghargai pendapat orang lain, bukan? Maka dari itu, silahkan beri komentar di kolom komentar di bawah, kalian tipe orang yang ingin mencoba di tempat, atau memesannya melalui kurir sama seperti aku?